PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan program selalu diarahkan untuk mencapaitujuannya. Salah satu faktor kelancaran tujuan suatu lembaga adalah mengidentifikasidan mengukur kinerja pegawai. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai (Mathis, 2002). Kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusikepada organisasi. Setiappekerjaan memiliki kriteria pekerjaan yang spesifik, atau dimensi kerjayang mengidentifikasi elemen-elemen yang paling penting dari suatu pekerjaan. Organisasi atau perusahaan perlu mengetahui berbagai kelemahan dan kelebihan pegawai sebagai landasan untuk memperbaikikelemahan dan menguatkan kelebihan dalam rangka meningkatkan produktifitas dan pengembangan pegawai sehingga kinerja pegawai pada setiap instansi harus dioptimalkan demi majunya instansi tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penilaian kinerja secara periodik yang berorientasi pada masa lalu atau masa yang akan datang. Penilaian disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kinerja dari pegawai sudah memenuhi standard kerja yang diharapkan atau belum.
Kualitas sumber daya manusia merupakansalah satu faktor yang diperlukan untuk meningkatkankinerja suatu instansi. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi karena kompetensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kerja pegawai.
Selama ini banyakinstansi perguruan tinggi swasta yang belum mempunyai pegawai dengan kompetensi yang memadai. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya produktivitas pegawai dan sulitnya mengukur kinerja pegawai dilingkup instansi perguruan tinggi swasta.
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara merupakaninstitusi pendidikan tinggi yang bertujuan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas melalui proses belajar mengajar. Ketenagaan yang terlibat di dalam pelayanan proses pembelajaran, yaitu tenaga administratif yang terdiri dari tenaga administrasi, laboran, teknisi dan pustakawan. Ketenagaan ini memerlukan pelatihan dan pengembangan serta fasilitas yang memadai sesuai kebutuhan sehingga kinerja mereka lebih produktif.
Kinerja pegawai administrasi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara belum menunjukkan kinerja yang profesional. Berbagai kegiatan pelatihan dan pengembangan serta fasilitasyang tersedia di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, sebagaimana disebut sebelumnya, kelihatannnya belum dapat meningkatkan kinerja pegawai secara optimal. Kemungkinanfenomena ini erat kaitannya dengan kurangnya kerja tim, pelatihan dan pengembangan serta fasilitas yang kurang memadai.
Budaya kerja tim sangat dituntut dalam bekerja di perguruan tinggi. Kekompakan anggota dalam tim masih terlihat kurang.Rasa saling ketergantungan dan menjadi bagian dari sebuahtim belum sepenuhnya dimiliki. Hal ini juga terkait dengan kurangnya dibangun kerja sama dan kepercayaan sebagai iklim dalam kerja tim.
Secara garis besar komponen kerjatim yang sangat perlu mendapat perhatian dalam penelitian ini adalah kerja sama, kepercayaan, dan kekompakan. Ketiga komponen inidapat dikembangkan dan dipertajam dalam membangunkomitmen bekerja demi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pemberian pekerjaan, pimpinan tim masih belum memberikan tanggung jawab seutuhnya kepada anggota.Hal ini disebabkan adanya kekhawatiran anggota belum mampu menjalankannya. Pemberian tugas diberikan kepada anggota timyang dipercaya mampu menjalankannya.
Selanjutnya, dalam mewujudkan kerja tim yang solid, tentu perlu dikembangkan kerja sama, kepercayaan dan kekompakan. Kerja sama yang dibangun masih belum maksimal, hal ini masih terdapatnya anggota tim bekerja secara individu. Demikian pula tanggung jawab pekerjaan masih dilaksanakan secara perseorangan, hal ini karena interaksi anggota dalam tim masih kurang.
Untuk meningkatkan kompetensi dari pegawai swasta, maka diperlukan pelatihan dan pengembangan. Pelatihandan pengembangan merupakanupaya untuk memberikan keterampilan yang dibutuhkan para pegawai untuk dapat menjalankan pekerjaan dan tugas-tugas secara sempurna. Karena itu, pelatihandan pengembangan bukan hanya diperlukan oleh pegawai baru, tetapi juga diperlukan oleh pegawai lama yang sudah berpengalaman. Meskipun program pelatihan dan pengembangan memakan waktu dan dana yang cukup besar, namun hampir semua institusi melaksanakannya. Biaya yang dikeluarkan untuk program pelatihan dan pengembangan disebut sebagai investasi dalam bidang sumber daya manusia.
Pelatihan dan pengembangan merupakan dua istilah yang selalu digunakan secara berdampingan, namun sesungguhnya kedua istilah ini memiliki konotasiyang berbeda. Pelatihan (training) merupakan usaha untuk memperbaikiketerampilan, dan carapelaksanaan pekerjaan yang sedangatau yang akan menjaditanggung jawab seseorang. Pelatihanjuga dapat dikatakansebagai suatuproses pengajaran kepada pegawai baru atau lama tentang keterampilan dasar yang diperlukan untuk menjalankan tugas-tugasnya. Pelatihan merupakanupaya untuk lebih mengaktifkan kerja pegawai yang sebelumnya kurang aktif, mengurangi dampak negatif yang disebabkan kurangnya pendidikan, pengalaman atau kepercayaan diri para pegawai.
Sedangkan pengembangan(development) mempunyai jangkauan yang lebih luas dibanding dengan pelatihan, dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta sikap dan kepribadian. Pengembangan lebih fokus pada <.span>pemberian kesempatan belajar yang didesain untuk membantu pengembangan diri para pegawai. Tujuan pengembangan bukan hanya terbataspada upaya perbaikan kinerja, namun lebih berorientasi jangka panjang. Di mana pengembangan diarahkan untuk menyiapkan pegawai agar dapat memegang tanggung jawab atas suatu jabatan ataupun pekerjaan di masa mendatang.
Selain pelatihan dan pengembangan, juga berbagai fasilitassangat diperlukan untuk mendukung kinerja pegawai. Secara umum, fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan, dipakai, ditempati dan dinikmati oleh seseorang. Fasilitas ini ada yang berbentuk fisik dan ada yang non fisik. Fasilitasyang berbentuk fisik di antaranya adalah ruangan kerja, peralatan, sarana transportasi. Sedangkan fasilitasnon fisik diantaranya adalah kenyamanan, keamanan dan ketentraman serta kesejahteraan yang bersifat mental spritual.
Berkaitan dengan fasilitas, setiap pegawai di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utaramendapat fasilitas sesuaiketentuan kampus. Keadaan fasilitas di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara juga dipandangsudah memadai, karena setiap tahunnya tersedia anggaran yang layak. Khusus fasilitas fisik selalu ada perbaikan ataupun penambahan sesuai program yang telah ditetapkan. Namun fenomenanyasama dengan pelatihan dan pengembangan,di mana fasilitastersebut belum membawa perubahan yang signifikan terhadap kinerja pegawai.
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara merupakan institusi pendidikan tinggi yang bertujuan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas melalui proses belajar mengajar. Ketenagaan yang terlibat di dalam pelayanan proses pembelajaran, yaitu tenaga administratif yang terdiri dari tenaga administrasi, laboran, teknisi dan pustakawan. Ketenagaan ini memerlukan pelatihan dan pengembangan serta fasilitas yang memadai sesuai kebutuhan sehingga kinerja mereka lebih produktif.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Untuk mendapatkan Koleksi Contoh Tesis Manajemen Lain bisa anda klik DISINI
Untuk mendapatkan Koleksi Contoh Tesis Manajemen Lain bisa anda klik DISINI
No comments:
Post a Comment