BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perusahaan semakinberorientasi pada pelanggan dan perubahan berskala besar. Perubahan besar akan selalu berkaitan dengan penentuan strategi. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah dengan membentuk sdm yang mampu bekerja secara bersama-sama selain itu perusahaan perlu memberikan kondisi lingkungan yang membuatkaryawan nyaman bekerja, sehingga akan dapat menciptakan suatu kelompok kerja yang solid dan memiliki etos kerja yang tinggi, dimana pada akhirnya akan membentuksikap serta perilaku karyawan sesuai dengan visi dan misi perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Berkaitan dengan pengelolaan organisasi dalam mencapai tujuannya, Hersey dan Blanchard (2000) menyatakan bahwa pemanduan tujuan organisasi dan efektivitas mewujudkan tujuan organisasi mestididukung olehsemua pihak dalam organisasi, inilah yang disebut” pemanduan tujuan yang sesungguhnya ”. Pihak-pihak yang dimaksudkan disini adalah para manajer atau pimpinan organisasi dan para bawahan atau karyawan/pegawai. Dengan demikian berarti sebuah organisasi atau perusahaan harus mampu menciptakan suasana yang sinkron dan kondusif, dimana pimpinan organisasi mampu bekerjasama dengan karyawan serta mengarahkan tujuan organisasi secara efektif sehingga para karyawan merasaka n bahwa tujuan tersebut merupakan tujuan mereka atau tujuan bersama.
Dari uraian diatas dapat terlihat jelas bahwa suatu perusahaan atau organisasidapat tercapai tujuannya dikarenakan dari aktifitas orang-orang yang menjadi anggota atau karyawannya. Mereka dapat bekerja sama dengan baik apabila mereka bekerja dengan dilandasi oleh etos kerja yang tinggi, dengan etos kerja yang tinggi ini maka tidak dipungkiri juga akan meningkatkan kinerja mereka. Untukitu pada era ekonomi global ini menuntut upaya-upaya terobosan para pelaku utama usaha untuksecara proaktif mengkonsolidasikan diri dalan rangka penguatan keunggulan bersaing, yang tidak lagi mengandalkan keunggulankomparatif dibidang bahan baku dan sumber daya manusia saja, namun juga keunggulan kompetitif dapat diraih jika pelaku bisnis mempunyai kompetensi organisasi, artinya pebisnis tersebut terdapat peningkatan kinerja.
Etos kerja ini dapat terbentuk apabila seorang karyawan memiliki keinginan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan dengan hasil yang memuaskan atau hasil yang maksimal. Etos kerja ini harus dimiliki olehsetiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya agar mereka dapat bekerja dengan baik dan efektif. Apabila pada suatu perusahaan atau organisasimaupun instansi karyawan memiliki etos kerja yang rendah ketika melakukan pekerjaannya maka perusahaan itu mengalami kerugian yang disebabkan karena karyawan tidak bekerja dengan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Sebaliknya dengan etos kerja yang tinggi dapat membantu meningkatkan produktifitas kerja karyawan danmemberikan hasil kerja yang optimal baik secara kualitatif maupun kuantitatif.Dengan hasil yang maksimal dari etos kerja ini secara langsung dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka selanjutnya.
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya etos kerja antara lain adalah hubungan yang terjalin dengan baik antar karyawan ( human relation ),situasi dan kondisi fisik dari lingkungan kerja itu sendiri, keamanan dan keselamatan kerja yang baik bagi karyawan, keadaan sosial lingkungan kerja, perhatian pada kebutuhanrohani, jasmani maupun harga diri di lingkungan kerja, faktor kepemimpinan, pemberian insentif yang menyenangkan bagi karyawan (Sinamo, 2005) .
Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan (Robbins, 2001). Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diperlukan dalam suatuorganisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kinerja yang tinggi karyawan akan berusaha sebaik mungkin untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaanya. Sebaliknya dengan kinerja yang rendah akan mudah menyerah terhadap keadaan bila mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehingga akan sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan etos kerja dan kinerja yang tinggi maka karywan mau bekerja secara bersama-sama dan saling membantu didalam menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak.
Sedangkan kinerja karyawan menurut Tiffin dan McCormack (1994) dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
Pertama, faktor individu yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat fisik keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang, budaya dan variabel-variabel personal lainnya.
Kedua, faktor situasionalmeliputi faktor fisikyakni metode kerja dan lingkungan fisik (seperti penerangan, kebisingan, temperatur, dan ventilasi), faktor sosial dan organisasi yakni meliputi kebijaksanaan organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial Karena pentingnya etos kerja dan kinerja ini maka pemimpin-pemimpin perusahaan berusaha untuk mempertinggi dan mejaga hal tersebut untuk kemajuan usaha dan perusahaannya.
Ketika suatu organisasiatau perusahaan didirikan, harapan yang ingin dicapai adalah mendapatkan kesuksesan dalam setiap langkah dan tindakan yang dilakukan sehingga pada akhirnya akan tetap bertahan ( survive ) dalam jangka waktu lama. Akan tetapi saat ini perubahan lingkungan bisnisyang dihadapi oleh organisasi cepat berubah dan tidak dapat diprediksi.
Persaingan dan perubahan yang begitu cepat terjadi menuntut upaya-upaya terobosan perusahaan atau institusi secara proaktif mengkonsolidasikan diri dalam rangka penguatan keunggulan bersaing. Untuk dapat unggul dalam bersaing dan tetap bertahan, maka perusahaan harus adaptif dan lebih fleksibel. Hal ini seringkali menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan dalam perusahaan itu sendiri.Perubahan tidak akan berjalan lancar apabila tidak adanya niat baik, hubungan antar manusia ( human relation ) dari orang-orang yang ada didalam organisasi, baik itu pada tingkat manajer maupun para karyawan.
Hubungan antar manusia ( human relation ) adalah komunikasi antar pribadi yang manusiawi, berarti komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang komunikator dan komunikasinya saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan bersama. Ini juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu komunikasi yang penuh dengan keakraban yang didahuluioleh pertukaran informasi tentang identitas dan masalah pribadiyang bersifat sosial ( Alo, 1997 ).
Interaksi karyawan dalam lingkungan perusahaan/organisasi/instansi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan yang mana akan menimbulkantingkat kepuasan kerja karyawan, Nurul ( 1995 ) menjelaskan bahwa situasi lingkungan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya antara karyawan yang satu dengan yang laintidak terlepas dari interaksi satu sama lainnya demi kelancaran dan keharmonisankerja. Dengan sarana hubungan yang nyaman akan lebih betah dan senang dalam menyelesaikan tugas. Hubungan antar manusia ( human relation ) dalam perusahaan merupakan hal yang penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
Dengan demikian yang terpenting dalam mewujudkan human relation adalah bagaimana kita memahami hakekat manusia dan kemanusiaan serta bagaimana kita mampu menerima orang lain di luar diri kita dengan apa adanya agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan semangat kerja yang akan mempengaruhi juga hasil pekerjaannya.
Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya selain memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan juga harus memperhatikan yang ada di luar perusahaan atau yang disebut dengan lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar perusahaan yang ada sering disebut kondisi fisik lingkungan kerja. Kondisi kerja yang menyenangkan terlebih lagi bagi semasa jam kerja akan memperbaiki moral pegawai dan kesungguhan kerja, peralatan yang baik, ruangan kerja yang nyaman, perlindung
an terhadap bahaya, ventilasi yang baik, karyawan yang cukup, dan keberhasilan bukan saja dapat meningkatkan efisiensi. Pada saat ini di kota-kota maju ataupunkota yang masih berkembang banyak terdapat pusat-pusat perbelanjaan baik yang berskala kecil seperti warung-warung yang biasa kita temui di dekat rumah, lalu pusat perbelanjaan berskala menengah yang mana banyak sekali terdapat di kota-kota maju atau berkembang dan yang terakhir adalah pusat perbelanjaan yang berskala besar seperti mall, plaza dan supermarket/toserba ( toko serba ada ). Untuk itu pusat-pusat perbelanjaan ini harus memiliki strategi yang tepat agar pusat perbelanjaan ini ramai dikunjungi olehpengunjung. Untuk itu perlu adanya suatu hubungan yang baik antara manajer/karyawan dengan pengunjung, begitu juga dengan keadaan lingkungan atau tempat dari pusat perbelanjaan tersebut.
Studi dalam penelitian ini dilaksanakan pada karyawan Dedy Jaya Plaza, sebuah pusat perbelanjaan yang terdapat di kota Tegal. Dedy Jaya Plaza adalah pusat perbelanjaan yang telah berdiri sejak tahun 1998, dimana pada saat itu perekonomian dalam keadaan krisis. Sehingga pada saat itu pendiriDedy Jaya Plaza yaitu bapak MuhadiSetiabudi mengatakan bahwa ia mendirikan pusat perbelanjaan tersebut karena ingin mencoba peruntungannya karena pada saat itu ia merasa belum ada persaingan yang berarti di bisnis ini. Pada saat sebelum Dedy Jaya Plaza didirikan, di kota Tegal hanya ada pusat perbelanjaan yaitu supermaket/toserba Marina dan Dinasty.
Menurut Irkham Fuaedy manajer personalia Dedy Jaya, pada tahun 2003 Dedy Jaya Plaza hampir tidak bisa bertahan. Tetapi berkat kerja cerdas semua karyawan, dari tingkat dasar sampai pimpinan serta adanya hubungan baik sesama karyawan maupun antara karyawan dengan atasan, serta hubungan baik antara pihak Dedy Jaya dengan para pengunjung dan perubahan kondisi fisik maka Dedy Jaya Plaza mampu bertahan sampai &nbrp;sekarang ini. Untuk masalah kondisi fisik lingkungan kerja menurut Irkham Fuaedy akan lebih ditingkatkan lagi.
Hal yang juga tidak kalah penting, yaitu peningkatan kemampuan dan kualitas oleh masing-masing individu tentu saja berpengaruh kepada kinerja karyawan di lingkungan Dedy Jaya Plaza yang pada akhirnya juga berpengaruh pada kinerja pusat perbelanjaan tersebut. Untuk itupeningkatan kinerja tidak hanya didukung oleh keahlian dan pengetahuan karyawan, tetapi juga harus didukung oleh perilakukaryawan tersebut. Dalam hal ini tentu saja perilaku karyawan yang positif yang mampu meningkatkan kontinuitas usaha sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Peningkatan kinerja merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh manajemen perusahaan demi mencapai tujuan perusahaan dan menjaga kelangsungan hidup serta mempertahankan eksistensi perusahaan dalam persaingan bisnis yang ketat sekarang ini. Peneliti merasa terdorong untukmelakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh human relation dan kondisi fisik lingkungan terhadap etos kerja dan kinerja karyawan.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka peneliti mengadakan penelitian dengan mengambil judul :
” ANALISIS PENGARUH HUMAN RELATION ( HUBUNGAN ANTAR MANUSIA ) DAN KONDISI FISIK LINGKUNGAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA DAN DAN KINERJA KARYAWAN DEDY JAYA PLAZA TEGAL ”
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Untuk mendapatkan Koleksi Contoh Tesis Manajemen Lain bisa anda klik DISINI
Untuk mendapatkan Koleksi Contoh Tesis Manajemen Lain bisa anda klik DISINI
No comments:
Post a Comment